Jumat, 11 Mei 2012

seandainya?

Seandainya saya mati? Apa kiranya yang akan terjadi? Pernah terlintas beberapa kali dalam benak saya pertanyaan ini. Pertanyaan yang sering kali muncul ketika saya menghadapi persoalan yang begitu pelik. Memunculkan pertanyaan itu, seolah jika saya mati, saya tidak akan pernah menemui masalah lagi. Apakah benar seperti itu? Jika saya mati maka masalah juga akan ikut mati.
Bisa dibilang saya egois jika bersikap demikian.merasa seolah sayalah makhluk yang paling buruk nasibnya. Walaupun saya mati tidak ada yang berubah di dunia ini. Matahari masih terbit dari timur dan tenggelam di barat. Bumi masih berotasi 24 jam sehari. Anak-anak masih bisa pergi sekolah seperti biasa. Supir angkot masih berusaha mencari nafkah. Bahkan semutpun tidak akan merasa dirugikan ketika saya mati.
Ada tidaknya saya di dunia ini tidak akan berarti besar. Bahkan saya membayangkan ketika saya tidak ada. Orang-orang sekitar saya akan merasa lebih baik kah? Atau sebaliknya? Seolah mempertanyakan, sejauh manakah saya mempengaruhi kehidupan orang-orang sekitar saya. Seandainya ada tidaknya saya tidak berpengaruh apa-apa, Untuk apa Tuhan menciptakan saya ke dunia ini?
Jika Tuhan mempunyai tujuan atas diciptakan saya di dunia ini, lalu apa tujuannya? Dan sampai saat ini saya masih belum tahu sepenuhnya untuk apa saya hadir di dunia. Jadi untuk apa manusia hidup di dunia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar